Manis Getir Skripsi: Sudah Digariskan Part 2

Masih ingat kisah tentang sudah digariskan yang pertama? Disana saya bertutur bahwa sudah ada 3 kesempatan untuk melakukan studi singkat keluar Indonesia, dan semuanya gagal. Haha. Nah, beberapa hari lalu, satu kesempatan yang lewat tadi datang lagi. Ceritanya hari senin itu saya dan teman-teman (adik-adik tepatnya) sedang dalam perjalanan pulang dari daerah Garut Selatan yang indah itu. Waktu itu sekitar jam 10 an pagi. Dua panggilan masuk ke ponsel saya, sayangnya tak sempat terangkat. Lalu tibalah SMS dari nomor yang tadi menghubungi. Itu ternyata Kak Sarah, alumni program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Katanya salah satu peserta yang akan mengikuti program Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada (PPIK) batal berangkat, jadi ada 1 kursi kosong. Ternyata, saya adalah juara 2 (peserta cadangan) dari Jawa Barat yang rencananya diproyeksikan mengisi posisi kosong jika ada. Hampir tiap tahun, kejadian macam ini terjadi. Udah ga aneh, tiba-tiba peserta yang juara 2 di tingkat provinsi (yang saat pengumuman ga dikasih tau, biar ga terlalu berharap mungkin ya.haha) sering dihubungi buat ngisi kekosongan kursi tadi. Bahkan, Kang TB, ketua PCMI Jabar (Purna Caraka Muda Indonesia, organisasi alumni PPAN Jabar) 'lahir' dari kejadian macam tadi. Oke, balik lagi ke perjalanan pulang dari Garsel di hari senin tanggal 7 waktu duha. Saat itu saya diminta menyiapkan berbagai persyaratan yang sekilas tampak ga mungkin dipenuhi dalam waktu sekian jam dari batas waktu. Puji Tuhan, Alhamdulillah, semuanya dimudahkan. Syarat-syarat yang diminta itu langsung diurus besoknya (tanggal 6) buat disetorkan tanggal 7 ke Kemenpora di Jakarta. Di sisi lain bola dunia, ternyata ada peserta dari daerah lain yang juga berminat dengan satu kursi panas tadi. Betul, saya punya saingan, nanti bakal diseleksi siapa yang pantas berangkat ke Kanada.

Jika lolos ke Kanada nanti, saya ga bakal punya waktu buat pamit kesana-kemari atau beli ini-itu dulu, bakal langsung dikarantina (karena sesi pelatihan pra keberangkatan sudah berjalan) dan caw, transit di Dubai lalu mendarat di Kanada. Makanya di malam tanggal 5, saya melepas amanah di Forum Indonesia Muda untuk mempersiapkan pelatihannya yang ke-11. Selain itu, saya juga udah pamit ke beberapa dosen, takutnya ga sempet ketemu kalau lulus, ga sempet ngurus percutian kuliah juga kalau lulus, makanya lewat SMS aja dulu.

Singkat cerita, tibalah tanggal 7 tadi. Saya berangkat dari rumah, kecamatan Limbangan Kabupaten Garut. Untungnya, ada teman ayah saya yang berbaik hati mengantar ke Senayan dari terminal Kampung Rambutan, hingga akhirnya tibalah saya sekitar jam 11 di kantor Pak Andy Malarangeng. 
Saya sebenarnya merasa terinspirasi. Ada seorang pemuda di kampung saya, dia mengajar ngaji. Saya pikir kalau misalnya dia mau minta tolong mungkin dia ga malu kali ya, wong udah punya jasa gitu di kampung, masa ada warga yang tega nolak kasih bantuan. Saya berkaca, apa ya jasa saya selama ini? Teman ayah saya ini dengan begitu baik hati membantu ikhtiar saya. Saya harus balas budi. Kepada beliau secara khusus tentu saja, dan umumnya ke kampung halaman. Saya harus menjaga siklus kebaikan ini terus berputar, gitu lah kira-kira. Beberapa waktu lalu, saya membantu mengetikkan sebuah proposal pendirian PAUD di daerah sekitar rumah. Ga banyak yang saya ketik, waktu itu saya emang ga bersemangat. Hehe. Tapi sekarang, saya bertekad untuk membantu realisasi PAUD tadi. Atau jika target PAUD tadi ga kesampean, saya bisa bantu ngajar pelajaran umum di pengajian anak-anak kalo lagi libur di rumah, pokoknya jangan kalah bermanfaat lah sama pemuda yang saya ceritakan tadi, pemuda yang dua tahun lebih tua dari saya, mang Suyud nama panggilannya.

Ceritanya saya udah ada di gedung Kemenpora. Saya langsung diwawancara. Jam 1 wawancara beres. Cerita dipercepat ke waktu malam, jam 7-an lah. Malam itu ponsel saya menerima panggilan dari nomor yang bermula dengan kode 021. Ah, ini dia. Panggilan itu saya jawab. Tempo pembicaraan begitu lambat. Penelepon dari Kemenpora berbicara dengan tenang. Padahal orang yang lagi ngobrol sama dia lagi degdegan ga karuan. Haha. "Keputusan dari rapat tadi siang..." katanya pelan-pelan, "adalah kamu belum berkesempatan untuk mengikuti program PPIK". Pelan-pelan tempo sistol-diastol menurun. Ya, memang sudah digariskan bukan kesana. Haha. "Tapi kamu kemungkinan akan diikutsertakan ke program Pertukaran Pemuda Indonesia-suatunegara (masih dirahasiakan takut ga jadi.haha)," sambungnya. "Bentuk programnya sama kayak PPIK, pelaksanaannya bulan Oktober. Berdoa aja biar bener-bener bisa ikut," tutupnya.

Ke Kanada atau kemanapun, tujuan utama dari program buatan kemenpora itu kan biar pemuda bisa ngasih kontribusi ke daerahnya, tapi yang ini dibekali pengalaman internasional. Meskipun ga lolos ke Kanada, (atau misalnya ga jadi ke negara lain tadi, worst case ini ya) tetep kan saya (dan kita sebagai pemuda) harus ngasih kontribusi positif ke lingkungan sekitar. Seleksi PPAN tingkat Jabar berhasil membuat saya bikin aransemen ulang beberapa lagu daerah. Semoga seleksi-hampir-ke-Kanada-tapi-semoga-jadi-ke-negara-lain ini memotivasi saya mengupayakan pendirian PAUD. Tapi jika PAUD tidak memungkinkan berdiri (karena setelah diskusi dengan dosen PS saya, banyak ternyata tantangannya), saya bisa ngasih pelajaran tambahan buat anak-anak sekitar rumah. Tapi bisa ah, semoga yah, belum dicoba ini. Teman-teman boleh tagih realisasi tulisan saya ini nanti. Hehe. Mohon bimbingan dan bantuannya ya.
Akhirnya akibat ketidakjadi berangkatan ini, saya akan melaksanakan seminar hasil penlitian sesuai dengan waktu yang semula direncanakan, hari Kamis tanggal 15 September 2011 jam 8 pagi di Ruang Seminar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Mohon doa restu. Berikut saya lampirkan hasil penelitian yang akan disampaikan nanti. Kehadiran serta masukan untuk hasil penelitian ini sangat saya tunggu dari teman-teman. :)




Labels: ,