My Room My Galery

Salah satu blog yang pernah saya kunjungi adalah blog Rully ini. Dia adalah calon profesor matematika asal Palembang yang saya kenal di Forum Indonesia Muda. Di blognya ini, Rully bercerita tentang kamarnya. Saya lalu berkomentar. "jadi terinsirasi bikin 'kamarku galeriku',nanti aku ceritain ya rul". Maka dengan ini saya menunaikan apa yang pernah saya ucapkan. Saya akan ceritakan tips bagaimana mendesain interior ruang pribadi seperti yang sudah saya aplikasikan di kamar sendiri.
Konsep kamarku galeriku sebenarnya bukan murni gagasan saya sendiri. Windi mencetuskan frase itu saat kami berkunjung ke galeri karya vektor di komunitas Salihara. Sebelum dia mengaplikasikan idenya, rupanya saya sudah mendahului. Hehe.
Dalam sebuah thread kaskus, tertulis bahwa cermin adalah elemen yang penting. Padahal sebelum baca thread itu, saya memang tidak punya cermin setelah pindah ke kamar kos baru dan saya tidak berminat membeli cermin karena rambut saya pendek, pas nyisir ga usah ngaca. Tapi berkat thread itu, saya beli cermin dan tiap pagi sehabis bangun, saya menatap cermin dan tersenyum. hehe. Ya, itulah pentingnya cermin kawan-kawan.
Saya juga menempelkan kata-kata yang kiranya bisa memotivasi agar bisa menjaga ritme semangat. Seperti yang terlihat di bawah ini. Saya mengetik beberapa petikan terjemahan ayat suci alquran lengkap dengan surat dan ayatnya meski sampai sekarang saya ga hafal alamat surat dan ayat itu. hehe. Kehadiran tulisan-tulisan itu mampu menjaga saya tetap berada di jalur yang tertulis disana. Saya juga menulis kutipan dari buku yang pernah saya baca, seperti negeri 5 menara dan Lost Symbol.
Kalender dan jadwal harian jangan lupa. Dia bisa jadi penunjuk jalan kita menjalani hari. saya sendiri memajang kalender yang mencatat apa yang sudah saya lalui. Apa yang akan saya kerjakan dipasang di kalender ponsel, biar feasible jadi kalau lupa mau ngapain lagi, buka HP.
Memajang poster di kamar adalah kebiasaan yang sudah saya bentuk sejak SD. Poster yang saya pajang di era pertama adalah poster tim liverpool jaman Robbie Fowler dkk, Poster Zinedine Zidane, poster Slipknot, dan poster Sheila On 7. Poster band yang saya sebut namanya terakhir paling banyak jumlahnya. Haha. Sekarang kamar kos saya didominasi poster slipknot. Ada Kurt Cobain juga, Travis Barker, Marilyn Manson, Angels and Airwaves, One Piece hingga Detective Conan. Kehadiran poster itu bisa memacu semangat. Menurut salah satu thread kaskus yang pernah saya baca, senyuman itu penting karena bisa memicu timbulnya senyuman lain. Di Thread itu digambarkan gimana ekspresi kita kalau lihat orang sedih dan senyum, pasti pengaruh pskologisnya beda. Lalu kenapa saya pajang poster Slipknot yang bagi sebagian orang mungkin menakutkan? Karena Slipknot dkk menggambarkan semangat. Menakutkan bukanlah kesan yang saya dapat, tapi ekspresi kemarahan di topeng mereka yang membuat saya berapi-api. Ekspresi orang semangat juga kan ga jauh beda dengan itu, lihat saja gimana ekspresi leonidas yang menyemangati kaum spartan di film 300. Kayak marah-marah kan? Padahal itu ngasih semangat. Coba lihat petinggi-petinggi militer itu kasih perintah, kayak marah juga kan? Padahal itu menyatakan ketegasan.

Saya juga memajang foto bung karno di kamar, sama foto Hulk yang lagi baca. Saya sebenarnya pengen majang foto Silas si tokoh penyiksa diri di film The Da Vinci Code. Bahkan kalau perlu saya pajang foto Yesus pas lagi disalib. Hehe. (maaf ini bukan bermaksud SARA) Tapi ga usah segitunya kali ya, saya muslim kok, Bung Karno yang teriak "ingat, kerdjakan skripsi" sama hulk yang baca sampe uratnya menegang aja kayaknya cukup buat menggambarkan pengorbanan diri. Maksud pengorbanan diri itu gini loh. Saya percaya ga ada orang yang sukses tanpa bersusah-susah dahulu. Kalau misalnya ada orang yang keliatannya ga begitu, saya yakin dia tidak mau memperlihatkan kegigihannya berjuang. Makanya saya selalu bilang ke diri sendiri, bother yourself. Bahkan saya nulis di kamar, i am my own experiment object, maksudnya jangan takut nyoba. Jadi intinya, visualisasikan apa yang ingin kita capai, kayak yang diceritain di buku dan film The Secret. Saya pernah majang kliping kamera yang pengen saya miliki, alhamdulillah sekarang udah punya.

Foto adalah ornamen berikutnya yang perlu ada di kamar. Satu, bisa nambah semangat karena kita inget orang-orang di foto inilah yang telah membentuk kita hingga bisa begini, kedua mengenang kebaikan mereka hingga kita sadar kita ga mungkin bisa begini tanpa mereka. Ngingetin kita ke kenangan indah tentang mereka adalah manfaat ketiga. Saya majang beberapa foto di meja dan di bawah karya lukis. Sisanya simpen di album foto, buka lagi pas momen-momen tertentu aja, yang penting foto pajangan itu semacam rangkuman album foto lah.
Karya kita justru jadi nyawa kalau emang ruangan kita mau dikasih judul kamarku galeriku. Sejelek apapun itu tetep karya kita loh. Karya yang saya pajang diatas foto itu misalnya. Yang kanan atas itu gambar buatan adik saya yang masih kelas 3 SD, saya yang warnain. Dua gambar di bawahnya saya sendiri yang gambar. Yang kiri dan kanan itu buatan seorang artist handal, widyastuti utami namanya.


Nah kalau lukisan dua patung gede itu judulnya The Argonats. Lukisan itu saya buat pasca menyaksikan trilogi Losrd of The Rings bulan lalu. Saya termotivasi oleh adik saya yang begitu produktif membuat lukisan. Ini lukisan-lukisan yang dia buat.

Saya pernah ngetweet tentang mata kuliah SAS (Sistem Alam Semesta) yang ada di ITB yang bikin adik saya yang anak farmasi itu tetep ngerti seni, ngiri saya sebenarnya, pengen belajar itu juga. Inilah tweet yang saya maksud.

Dan inilah lorong pelangi yang dimaksud Tweet diatas.
Sebenarnya pengalaman pertama melukis saya bukan di lukisan The Argonats, tapi di sebuah lukisan perahu yang sedang berlayar belasan tahun lalu, ketika saya masih SD. Sekarang udah ga tau dimana tu lukisan. Kakek yang mengajarkan saya melukis, meski setelah itu saya absen dari seni lukis. Betul, kakek adalah seorang pelukis, ini salah satu lukisan beliau yang dipersembahkan sebagai hadiah untuk saya dan adik yang baru dikhitan dan mama yang berulang tahun.
Unsur lain yang penting dari kamar kita adalah meja. Gimana ga penting, meja itu pusat aktivitas kita loh, makanya harus benar-benar dibuat senyaman mungkin. Contohnya nih, daerah optimal dari meja yang harus dibuat stand by itu selebar panjang tangan kita, terus bentuknya kayak penggaris busur yang besar dengan batas luar jangkauan tangan kita, kebayang ga? hehe. Atribut tambahan di meja oh tentu saja baiknya ada, kayak foto orang tua, hiasan, dll.

Oiya, bir di meja saya itu ga saya minum kok, bir itu saya dapat dari Java Rockinland 2010. :D

Demikian tips yang bisa saya bagi tentang menata kamar sebagai galeri kita sendiri. Makasih perhatiannya, maaf kalo ada kata yang kurang berkenan. Kalau perlu referensi lebih lanjut, kamu bisa mampir ke kamarnya mas dochi sadega. Hehe. si yu :D

Labels: