MUSEUM MAHASISWA IPB
LATAR BELAKANG
Presiden
pertama republik Indonesia menyatakan bahwa jangan sekali-kali kita melupakan
sejarah. Petuah yang juga dikenal dengan akronim Jas Merah itu menyiratkan
semangat untuk melestarikan masa lalu agar esensi kejadian di dalamnya bisa
menjadi titik cerah perbaikan untuk merancang masa depan. Mengingat pentingnya
peran sejarah itu, maka perlu dibentuk sebuah wadah nyata yang menampung
berbagai karya masa lampau. IPB sebagai universitas besar, tentunya perlu memiliki
sebuah diorama yang memperlihatkan betapa kayanya karya mahasiswanya. Dengan
pembuatan sebuah museum, inovasi untuk pembentukan karya yang lebih baik akan
lebih mudah dilakukan.
TUJUAN
1.
Dibangunnya sebuah ruang yang berfungsi sebagai
galeri pameran karya mahasiswa IPB
2.
Melalui ruang museum itu, berbagai karya
mahasiswa terdahulu dapat ditelisik ulang sehingga menginspirasi pembuatan
karya baru yang lebih inovatif
3.
Memacu mahasiswa IPB untuk berkarya secara
produktif dan berkualitas
PERUMUSAN MASALAH
Mahasiswa IPB tidak hanya fokus dalam bidang pertanian saja,
namun banyak ranah lain yang menjadi curahan kekayaan berfikirnya. Beberapa
produk mahasiswa IPB yang pantas dibanggakan diantaranya adalah film dokumenter
Sang Pengumpul Asap yang berhasil meraih gelar finalis kompetisi film
dokumenter Eagle Award. Mungkin tak banyak yang telah menyaksikan karya
tersebut, padahal dengan mengetahui bentuk karya itu, potensi yang dimiliki
seorang kreator bisa ditularkan sehingga memicu pembentukan karya baru.
MUSEUM MAHASISWA IPB
Museum mahasiswa IPB adalah sebuah ruang etalase yang
memamerkan berbagai karya mahasiswa/alumni IPB, baik berupa karya seni, maupun
karya akademis. Beberapa karya seni yang bisa dijadikan koleksi museum dapat
berupa film (dalam bentuk CD), lagu (dalam bentuk CD), lukisan, patung, puisi,
novel, sketsa, beserta karya lainnya. Karya akademis yang bisa menjadi koleksi
museum tersebut diantaranya adalah proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
yang saat ini teronggok di gudang.
Selain memajang karya seni dan karya intelektual mahasiswa
beserta alumni, juga akan diadakan kegiatan apresiasi secara rutin tiap minggu,
sehingga seluruh koleksi dalam museum dapat dieksplorasi. Luaran dari kegiatan
telisik karya ini adalah terciptanya wujud nyata dari kekayaan berfikir
mahasiswa IPB. Pengelolaan museum ini diserahkan kepada BEM KM IPB sebagai
rumah bagi seluruh mahasiswa IPB yang bids bekerja sama dengan organisasi lain
yang terkait dengan karya yang menjadi koleksi.
KEBUTUHAN TEKNIS
Perangkat yang akan diperlukan dalam proses realisasi
program ini adalah:
1.
Ruangan. Student Center IPB baiknya menjadi
lokasi pembangunan museum ini dengan memanfaatkan ruangan yang tersedia. Jika
ruangan yang dimaksud tidak tersedia, maka pemajangan karya di lobi student center
dalam lemari kaca bisa menjadi alternatif sementara ruangan museum diproses.
2.
Lemari etalase. Telah tersedia beberapa lemari
yang bisa digunakan untuk tempat penyimpanan karya di Ruang Rapat Kecil Student
Center. Lemari tersebut bisa dimaksimalkan untuk memajang seluruh koleksi
museum.
3.
Dana untuk mencetak karya dalam bentuk fisik.
Membebankan konversi karya ke dalam bentuk fisik kepada kreator akan menghambat
lengkapnya koleksi museum karena keterbatasan dana personal mahasiswa
(kreator). Oleh karena itu, direktorat kemahasiswaan (atau instansi lain yang
terkait) perlu memberi suntikan dana untuk melakukan kalibrasi karya sehingga
memungkinkan untuk dipajang dan diapresiasi.
4.
Proyektor. Alat ini berguna untuk digunakan
sebagai kelengkapan untuk mengapresiasi karya film atau video klip atau karya
lain yang berbentuk digital. Jika alat ini tidak bisa diupayakan, pihak museum
bisa meminjam proyektor milik direktorat kemahasiswaan yang pengelolaannya
diserahkan kepada DPM KM IPB.
5.
Ruang teater mini. Ruangan ini digunakan untuk
mengapresiasi karya digital dan pelaksanaan diskusi karya. Jika ruangan ini
tidak bisa diupayakan, museum bisa meminjam ruang sidang SC sehingga kegiatan
apresiasi tetap berjalan.
KESIMPULAN
Keberadaan museum ini adalah sebuah kebutuhan yang harus
segera direalisasikan agar proses peningkatan kreativitas mahasiswa juga bisa
segera dilakukan. BEM KM IPB melalui kementrian kebijakan kampus baiknya
menjadi pihak yang menjadi pemegang amanat ini, karena kementrian tersebut
memang berfokus pada peningkatan kualitas internal kampus IPB di berbagai
bidang.
SARAN
Presiden Mahasiswa IPB sebagai pemimpin badan eksekutif yang
melaksanakan program perlu segera merealisasikan program ini. Kesulitan berupa
kurangnya tenaga serta sumber daya dapat diatasi dengan mengajak organisasi
kemahasiswaan lain untuk berkolaborasi. Mosi bahwa kegiatan ini tidak tercantum
dalam rancangan kerja awal organisasi baiknya tidak menjadi batu sandungan.
Kendala berupa dana yang biasanya menjadi latar belakang klasik stagnannya penyelenggaraan
program bisa diatasi dengan kegiatan penggalangan dana.
Labels: bem km ipb, ipb, opini