Law Of Attraction Is Real

Pendahuluan
“Tuhan memang belum ngasih semua yang kita mau, tapi Dia udah ngasih semua yang kita butuhkan”
Puja-puji pertama-tama mari kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Pada kesempatan yang berbahagia ini, gw mau cerita tentang betapa pemurahnya Tuhan. “Can I Say” , blog yang sangat gw cintai ini, selain menjadi lab gaya bahasa, lab eksplorasi paradigma, juga lab sistematika penyajian pesan kembali hadir dengan tulisan terbaru. Format formal di posting ini adalah salah satu inovasinya. Sebenarnya kata2 tentang blog diatas ga penting. Ya, kalian tahu itu.haha. tapi kan ini bagian pendahuluan, daripada bingung ngisi apa yaudah gw ceritain.hehe. well, langsung saja kita beranjak ke bab selanjutnya. Let’s go!

Tinjauan Pustaka
Waktu SMA, suatu hari, gw pernah beli nasi goreng. Nasinya dibungkus, ga dimakan disitu, udah gw pesen. Terus gw kan haus, lalu gw berdoa, “Ya Allah, hamba haus,” pinta gw dalem hati. Sementara nasi goreng dibikin, si ibu tukang nasi malah nawarin air minum, dia kira gw makan ditempat, makanya disuguhin. Karena gw haus ya gw minum aja, nasi gorengnya tetep dibungkus. Subhanallah, alhamdulillah.
Sebenarnya banyak momen-momen indah yang meyakinkan gw kalo Allah itu Maha Pengatur, Maha Sutradara, tapi banyak yang lupa. Ni gw ceritain lagi yang gw inget. Salah satu hobi gw adalah motret, foto-foto. Waktu acara Himaiko yang maen ke kota tua, gw rada worry nih, masa hunting foto pake kamera 2 MP. Tapi sekali lagi Allah ngasih semua yang gw butuh. Isti bawa kamera, dan dia mengamanahkan gw buat moto. Alhasil, beberapa momen bisa gw abadikan lewat kamera Isti. Thanks to Isti, thanks to God.
Satu lagi, cerita yang meyankinkan gw bahwa law of attraction itu nyata. Suatu malam, gw pengen makan baso, gara-gara liat Jibril makan baso yang dalemnya telur rebus. Lalu gw bersilaturahmi ke warung baso. Eh ternyata udah tutup. Gw balik lagi. Di pertigaan kosan, gw bimbang, mending balik tanpa makan, ato makan soto Cak Sono, ato beli baso gerobak yang belum tentu seenak bayangan gw. Akhirnya gw putuskan beli baso itu. Setelah nyampe kosan, baso gw tuang ke mangkok, basonya gw belah, eh ternyata itu baso telur yang tadi mau gw beli. Subhanallah, alhamdulillah. Harganya sama lagi kayak yang biasa, beda tempat beli doang, rasa ga jauh beda lah. Nah, tinpusnya sampe sini dulu yah.

Pembahasan
Sebenarnya, ada temen2 gw yang underestimate sama kemampuan kognitif gw, gara2 gw belajar di departemen yang ranah keilmuannya di sektor mikro. Jadi ya, mereka semacam sombong gitu sama departemen mereka. Sementara itu, gw terinspirasi tayangan Kick Andy yang memberi penghargaan ke pahlawan2 yang mengabdi buat masyarakat. Salah satu faktanya adalah, para pahlawan yang ga mengharap pamrih itu tingkat pendidikannya rata2 ga terlalu tinggi. Lalu mana nih org2 yang sekolahnya lama? Nah, akhirnya gw dapet makna dari fenomena itu. Yang penting tu sebenarnya seberapa besar ilmu yang udah kita dapet di bangku kuliah, yang diimplementasikan di kehidupan nyata, buat peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya yang masih tertinggal. Kalo kata buku Titik Ba, istilahnya “bukan siapa yang menjabat titel insinyur atau dokter, tapi siapa yang memberi kontribusi maksimal buat masyarakat”. Akhirnya sadarlah gw, kalo primordialisme departemen itu non sense.
Setelah revolusi paradigma yang gw alami, sempat terlintas cita2, nanti suatu hari gw mau tinggal di sebuah masyarakat yang akrab sama lingkungan alam, trus gw memajukan kualitas masyarakat disana, mirip2 Maleo di film Denias. Tapi di sisi lain, ada perasaan ga mau ngelepas gaya hidup yang praktis kayak kita alami sekarang. Tuhan ternyata menyediakan semua yang gw butuhkan agar cita2 mengabdikan ilmu itu gw capai. Insya Allah, tanggal 25 Juni nanti gw mulai berangkat ke Kalimantan Selatan, daerah Senakin.
Rencananya, gw mau KKP (Kuliah Kerja Profesi) di sebuah desa yang baru dialihkan dari lokasinya semula, gara2 ada aktivitas tambang PT Arutmin. Gw sama temen2 sekelompok jadi wakilnya PT Arutmin buat jalanin program CSR (Corporate Social Responsibility) disana. Dengan berangkatnya gw kesana, gw berarti bakal jauh dari Bogor, minim sinyal, dan disana kayaknya ga ada warnet jadi target posting tiap bulan di blog ini mungkin gagal. Selama 2 bulan rencananya gw jalanin program pengembangan masyarakat disana, jadi baru pulang Insya Allah akhir bulan Agustus.
Dengan adanya program ini, semoga gw bener2 bisa meraih banyak manfaat disana. Kata Antonio Gaudi, hidup itu kayak mozaik, makanya kita harus cari kepingan mozaik itu dimanapun di seluruh dunia. Semoga perjalanan nanti bisa menambah khazanah warna mozaik diri gw. Amin.

Kesimpulan
Kebutuhan adalah sesuatu yang pemenuhannya lebih penting dibanding keinginan. Sadar atau tidak, Tuhan memang sudah membekali kita sama semua hal yang kita butuhkan. Makhluk hidup paling sederhana pun dibekali sesuatu yang mereka butuhkan, biar mereka (termasuk kita) bisa mencari apa yang kita inginkan. Pemenuhan kebutuhan itu salah satunya Tuhan berikan melalui sebuah mekanisme yang menurut Rhonda Byrne disebut law of attraction, atau hukum keterikatan. Hukum itu kurang lebih isinya bahwa saat kita menyatakan keinginan terhadap sesuatu, maka alam semesta akan meresponnya, dan bersinergi untuk menwujudkan hal itu. Padahal ya, Allah pernah berfirman dalam sebuah hadist qudsi yang isinya adalah bahwa Dia bergantung pada prasangka umatnya. Makanya, kita harus hati-hati sama pola pikir/prasangka kita. Kalo kita sedih, dan kita memutuskan untuk bersedih, ya dunia bakal keliatan bersedih. Kalo kita sedih, tapi menunjukkan ekspresi ceria, ya orang2 nanggapinnya ceria juga kan, akhirnya sedihnya ilang. Salah satu lagu The Ataris (yang masuk jadi OST Spiderman 2) di liriknya bilang gini: “be careful what you wish for”.

Labels: